
Kelahiran dan Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW sebagai Dasar Penciptaan Nabi Adam AS
Nabi Muhammad SAW memiliki peran yang sangat penting dalam penciptaan Nabi Adam AS. Menurut sebuah hadits Qudsi, Allah SWT menjawab permintaan Nabi Adam AS untuk meminta ampunan dengan nama Nabi Muhammad SAW:
“Sungguh, jika bukan karena dirinya, Aku tidak akan menciptakanmu.” (Hadits Qudsi riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Dalam hadits ini, Allah SWT menjelaskan bahwa keberadaan Nabi Adam AS bergantung pada keberadaan Nabi Muhammad SAW. Nama Nabi Muhammad SAW juga disebutkan dalam kitab-kitab sebelumnya, seperti dalam Taurat dan Injil. Dalam Kitab Taurat, nama Muhammad disebut dengan jelas, dan dalam Injil, Isa AS menunjukkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah dipersiapkan sejak lama.
Sayyidah Aminah Mengandung Rasulullah SAW
Ibunda Rasulullah SAW, Sayyidah Aminah, bermimpi bahwa seseorang datang kepadanya dan berkata:
“Engkau mengandung pemimpin umat ini. Jika engkau melahirkannya, ucapkan, ‘Aku meminta perlindungan untuknya kepada Allah yang Maha Esa dari keburukan semua pendengki,’ dan beri nama dia Muhammad.”
Selama kehamilan, Aminah mengalami pengalaman luar biasa. Ia melihat seberkas cahaya keluar dari perutnya, yang memungkinkannya melihat istana-istana di Syam. Ketika Aminah mengandung, ia merasa tidak ada kepayahan seperti wanita lain yang sedang mengandung. Sebaliknya, ia merasa tenang dan damai.
Kematian Abdullah bin Abdul Muthallib
Abdullah, ayah Rasulullah SAW, menikah dengan Sayyidah Aminah satu tahun setelah penyembelihan 100 ekor unta oleh ayahnya, Abdul Muthallib. Abdullah meninggal dunia di Yatsrib pada usia 25 tahun ketika istrinya sedang mengandung Muhammad SAW.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin pagi, 12 Rabiul Awal, atau tanggal 22 April 571 M, 50 hari setelah penyerangan pasukan gajah oleh Abrahah. Beberapa tanda kejadian yang terjadi saat kelahirannya meliputi:
Terlihatnya Bintang Ahmad: Orang Yahudi Madinah meyakini bahwa nabi terakhir yang mereka tunggu akan lahir ketika terlihat bintang Ahmad.
Guncangnya Istana Persia: Istana Kisra di Madain, Irak, mengalami guncangan, dan 14 balkon teras Istana roboh. Dukun kerajaan mengatakan bahwa guncangan tersebut terjadi karena kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Padamnya Api di Persia: Api yang sudah menyala lebih dari 1000 tahun di Persia padam, yang menunjukkan bahwa Jin tidak lagi dapat mencuri berita dari langit.
Proses Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Saat proses kelahiran, Sayyidah Aminah tidak merasakan sakit seperti yang dirasakan wanita lain yang melahirkan. Bayi itu lahir dengan tersenyum dan tidak menangis. Selain itu, bayi itu mengisyaratkan jarinya ke atas langit dan kemudian menelungkupkan mukanya dalam posisi sujud. Cahaya yang menenangkan menyelimuti proses kelahiran.
Reaksi Abu Lahab
Abu Lahab, saudara kandung Rasulullah SAW, sangat gembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ketika mendengar kabar, ia merasa begitu bahagia hingga memerintahkan budaknya, Tsuwaibah, untuk diberikan kebebasan. Namun, Abu Lahab kemudian menjadi musuh keras Rasulullah SAW setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi.
Hikmah Lahir sebagai Yatim
Para mufasir menjelaskan beberapa hikmah dari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai yatim:
- Ketidatergantungan pada Ayah: Nabi Muhammad SAW tidak bergantung pada ayahnya, melainkan langsung bergantung pada Allah SWT.
- Pengalaman Suka Duka: Nabi Muhammad SAW merasakan langsung suka duka menjadi anak yatim, yang memberikan pemahaman dan empati kepada orang-orang yang berada dalam keadaan serupa.
Nama Nabi Muhammad SAW
Nama Muhammad diberikan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Abdul Muthallib, kakeknya. Abdul Muthallib mendapatkan inspirasi nama ini ketika bertemu dengan seorang pendeta di Syam. Pendeta tersebut mengatakan bahwa Nabi terakhir dari bangsa Quraisy akan lahir dengan nama Muhammad. Sejak saat itu, Abdul Muthallib berjanji bahwa jika ia memiliki cucu laki-laki, akan diberi nama Muhammad.
Hikmah Kelahiran di Mekkah
Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Mekkah memiliki beberapa hikmah:
- Ka’bah: Mekkah memiliki Ka’bah, yang sering didatangi oleh orang-orang dari berbagai negeri. Ini memudahkan penyebaran risalah Islam kepada seluruh umat manusia.
- Kemerdekaan dari Penjajahan: Mekkah bebas dari penjajahan negara-negara adidaya seperti Persia dan Romawi, yang memudahkan proses dakwah Islam.
- Masyarakat Arab yang Khas: Masyarakat Arab yang keras dan jahiliyah pada saat itu memberikan tantangan besar, tetapi juga mempersiapkan wilayah ini untuk menerima Islam dan bisa menyebarkannya dengan mudah.
Dampak Kota Mekkah sebagai Kota Metropolis
Sejak ribuan tahun, Mekkah telah menjadi kota metropolis yang didatangi oleh orang-orang dari berbagai pelosok dunia. Hal ini memiliki beberapa dampak:
- Potensi Penyakit: Orang-orang dari berbagai daerah membawa berbagai penyakit, yang meningkatkan risiko penularan.
- Bahasa Arab Tersepuhi: Bahasa Arab di Mekkah menjadi tidak murni karena campurannya dengan berbagai dialek, sehingga anak-anak sering dititipkan di perkampungan di luar Mekkah untuk belajar bahasa Arab yang murni.
Pengasuhan Nabi Muhammad SAW oleh Halimah As-Sa’diyah
Karena itulah setelah lahir, Nabi Muhammad SAW disusui oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab, dan Ibundanya, Sayyidah Aminah. Tradisi Quraisy adalah menitipkan bayi ke perkampungan gunung dan padang pasir di komunitas Arab Badui. Halimah As-Sa’diyah, seorang wanita dari suku Bani Sa’ad, mengambil Nabi Muhammad SAW untuk diasuh. Setelah dua tahun, Halimah membawa Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dan menyerahkannya kepada Ibundanya, Sayyidah Aminah.
Keajaiban dalam Pengasuhan Halimah
Selama pengasuhan, Nabi Muhammad SAW mengalami beberapa keajaiban:
- Keledai yang Kuat: Keledai yang tadinya kecil dan kurus menjadi kuat dan dapat dinaiki dua orang sekaligus.
- Unta yang Gemuk: Unta betina Halimah menjadi gemuk dan kantung susunya selalu penuh.
- Kambing yang Produktif: Kambing-kambing yang tadinya kurus menjadi gemuk dan produktif.
Peristiwa Pembelahan Dada
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 6 tahun, ia mengalami peristiwa pembelahan dada. Dua malaikat datang dan membelah dadanya, mengeluarkan sesuatu yang hitam, dan mencuci tubuhnya dengan air Zamzam. Setelah kejadian ini, Nabi Muhammad SAW dikembalikan kepada Ibundanya.
Pengasuhan Abdul Muthallib
Setelah kematian Sayyidah Aminah, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthallib. Abdul Muthallib mengajarkan Nabi Muhammad SAW tentang kepemimpinan dan melayani masyarakat. Nabi Muhammad SAW sering diajak ke rapat dan duduk di kursi Abdul Muthallib, yang menunjukkan bahwa ia akan menjadi pemimpin besar di masa depan.
Abdul Muthallib wafat pada usia 98 tahun, dan kemudian Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Talib.[]
Kajian seputar kelahiran dan masa kecil Nabi Muhammad SAW bisa disimak di: