
Kecerdasan Politik dan Masa Depan Dunia Islam: Menuju Perubahan Sistem Kapitalis menjadi Sistem Islam
Kecerdasan politik tidak terlahir secara instan, melainkan melalui proses yang sistematis yang dikenal sebagai pendidikan politik. Proses ini membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal. Kecerdasan politik yang dimaksud adalah buah dari pendidikan politik yang dilakukan secara terstruktur. Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab dalam mengembangkan kecerdasan politik ini? Jawabannya adalah partai politik, khususnya partai politik ideologis. Partai politik ini berfungsi sebagai lembaga yang mendidik dan membina masyarakat, serta menciptakan lingkungan politik yang kondusif.
Jika seseorang ingin memiliki kecerdasan politik, baik secara individu maupun kelompok, maka ia harus bergabung dengan partai politik. Tanpa partai politik, seseorang akan kesulitan menemukan komunitas dan lingkungan politik yang mendukung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersiap menghadapi perubahan, baik dalam skenario ideal maupun ketika situasi memaksa. Misalnya, pandemi global yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menunjukkan kelemahan sistem Kapitalisme, dan tantangan yang muncul adalah apakah kita siap menggantikan sistem Kapitalisme tersebut dengan sesuatu yang lebih baik, yaitu sistem Islam.
Pada saat perubahan ini terjadi, kita harus siap mengambil alih dengan sistem yang lebih adil dan berbasis nilai-nilai Islam. Namun, perubahan ini tidak akan terjadi jika kita tidak memiliki persiapan yang matang. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip yang diwariskan oleh Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan dalam pendidikan dan pembinaan masyarakat. Di Mekah, Nabi Muhammad SAW melaksanakan tiga tahap penting dalam dakwahnya:
1. Tasqif (Pendidikan dan Pembinaan)
Nabi Muhammad SAW memulai dengan mendidik dan membina para pengikutnya. Ia membentuk kelompok-kelompok kecil yang siap untuk menghadapi tantangan dakwah. Tahap ini sangat penting karena sumber daya manusia yang siap adalah kunci sukses dalam perubahan sosial dan politik.
2. Interaksi dengan Masyarakat
Setelah wahyu turun, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mulai menyampaikan Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekah. Melalui dakwah ini, mereka meluruskan berbagai penyimpangan yang ada dan memerangi kezaliman dengan cara-cara non-kekerasan. Interaksi ini merupakan bentuk aktivitas politik yang sangat penting dalam Islam.
3. Implementasi Hukum Islam di Madinah
Setelah pindah ke Madinah dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang setia (ahl al-nushur), Nabi Muhammad SAW mulai menerapkan hukum Islam secara penuh. Dari sini, ia membangun sebuah negara yang besar, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan besar di seluruh Jazirah Arab. Para Khulafa ar-Rasyidin yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW juga berhasil memperluas wilayah Islam ke Timur dan Barat, dari Mesir hingga Persia.
Dalam konteks global saat ini, tata dunia sedang mengalami perubahan. Ada dua pola utama yang dapat diamati:
1. Struktur dan interaksi antar negara yang menentukan arah atau aturan dunia.
2. Negara-negara adidaya yang memiliki pengaruh dominan, seperti Amerika Serikat, yang secara otomatis memiliki negara-negara pengikut.
Negara-negara Islam yang dulu menjadi kekuatan besar, seperti Khilafah Islam, kini telah menghilang. Hal ini menyebabkan dominasi sistem Kapitalisme-Sekuler di dunia. Saat ini, Amerika Serikat adalah negara adidaya yang tidak memiliki pesaing serius dengan ideologi yang lebih kuat, yaitu Islam. Salah satu contoh dominasi Amerika adalah penggunaan dolar AS sebagai standar mata uang global, menggeser emas yang dulu menjadi standar internasional.
Untuk menciptakan tata dunia baru yang lebih adil dan berbasis Islam, ada dua langkah penting yang harus dilakukan:
1. Mengganti sistem Kapitalisme yang kufur (kafir) dengan sistem Islam yang shahih (benar).
2. Munculnya negara-negara baru yang dapat menantang hegemoni Amerika, seperti Khilafah Islam modern.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, pendidikan politik dan pembinaan kader menjadi sangat penting. Kita harus belajar dari teladan Nabi Muhammad SAW dan para Khulafa ar-Rasyidin dalam membangun komunitas dan negara yang berbasis nilai-nilai Islam. Dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat, kita dapat menciptakan masa depan dunia Islam yang lebih baik dan adil.[]
Disarikan dari kajian dengan tema tersebut di NSTV: