
Letak Geografis
Kota Mekkah terletak di Jazirah Arab, yang secara geografis dibatasi oleh Laut Merah dan Gurun Sinai di sebelah barat, Teluk Arab dan sebagian besar negeri Irak Selatan di sebelah timur, Laut Arab yang bersambung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Negeri Syam dan sebagian kecil negeri Irak di sebelah utara. Luasnya mencakup sekitar 1 juta hingga 1,3 juta kilometer persegi. Jazirah Arab dikelilingi oleh gurun pasir dan gunung-gunung bebatuan, yang membuatnya seperti benteng pertahanan yang kokoh, terutama Kota Mekkah. Kondisi ini melindungi Mekkah dari penjajahan, meskipun berada di sebelah imperium besar seperti Romawi dan Persia.
Asal-usul Kota Mekkah
Kota Mekkah memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Para ulama menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan di daerah Jazirah Arab karena beberapa alasan:
- Independensi: Daerah ini bebas dari penjajahan bangsa atau negara adidaya, sehingga proses dakwah menjadi lebih mudah. Jika Nabi Muhammad SAW dilahirkan di bawah penjajahan, ia harus berjuang melawan penjajah sekaligus menyampaikan dakwah.
- Bahasa Arab: Bahasa Arab memiliki kesederhanaan yang memudahkan dalam proses dakwah, dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang memiliki ragam.
- Ka’bah: Kota Mekkah memiliki Ka’bah, yang sejak zaman dahulu sering didatangi oleh orang-orang dari berbagai pelosok dunia. Hal ini mempermudah penyebaran dakwah dan pengaruh Islam.
Asal-usul Nabi Nuh dan Ras yang Ada di Dunia
Allah SWT berfirman dalam QS Ash-Shaffat [37]: 76-77,
“Dan Kami telah menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”
Ulama menjelaskan bahwa umat manusia yang berada di seluruh dunia berasal dari keturunan Nabi Nuh. Setelah banjir besar, tidak ada manusia yang tersisa kecuali mereka yang naik di atas perahu Nabi Nuh.
Nabi Nuh memiliki empat putra: Yafit, Sam, Ham, dan Kan’an. Kan’an pergi ke puncak gunung untuk berlindung dari banjir dan akhirnya tenggelam. Ketiga putra yang tersisa—Sam, Ham, dan Yafit—menjadi leluhur umat manusia di dunia.
- Sam: Menjadi leluhur orang Arab, Persia, Kurdi, dan orang-orang dari daerah Mosul, Irak. Keturunan Sam adalah para Nabi dan Rasul, seperti Nabi Ibrahim, Daud, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
- Ham: Menjadi leluhur orang Habsyi, India, Qibthi (Mesir), dan Zanj/Negro. Keturunan Ham adalah abdi raja, tetapi Kush didoakan oleh Nabi Nuh sebagai raja.
- Yafit: Menjadi leluhur Turki, Cina, Francs, Yunani, dan Ya’juj dan Ma’juj. Keturunan Yafit adalah para raja-raja terdahulu.
Ras Arab
Orang Arab dibagi menjadi tiga kelompok:
- Arab Ba’idah: Kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci, tetapi kisah mereka tercatat dalam Al-Qur’an, seperti Kaum Ad (Nabi Hud), Kaum Tsamud (Nabi Shalih), dan Kaum Madyan-Aykah (Nabi Syu’aib).
- Arab Aribah (Penduduk Asli): Kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan. Mereka tinggal di Yaman, sebelah selatan Jazirah Arab. Kabilah yang terkenal adalah Jurhum dan Ya’rub. Dari Ya’rub berkembang menjadi dua cabang besar: Kahlan dan Himyar.
- Arab Musta’ribah (Pendatang): Kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail. Mereka menetap di Mekkah bersama Ismail dan Hajar.
Nabi Ibrahim dan Kota Mekkah
Nabi Ibrahim AS membawa Nabi Ismail dan mengantarkan istrinya, Siti Hajar, ke Mekkah. Nabi Ibrahim berasal dari Ur, di Mesopotamia (Irak), di pinggir barat Sungai Eufrat, dekat Kuffah. Setelah beberapa waktu menetap di Mesopotamia, Nabi Ibrahim hijrah ke Harran, Palestina, dan Mesir sebelum kembali ke Palestina. Area dakwah Nabi Ibrahim adalah Palestina, di daerah Hebron, tempat berdirinya Masjid Ibrahimi.
Nabi Ibrahim diperintahkan untuk berdakwah ke Mesir, dan ia pergi bersama istrinya, Siti Sarah. Raja Mesir pada saat itu tertarik pada Siti Sarah hingga membawanya pergi untuk dizinahi. Namun, ketika raja Mesir mencoba memegang Siti Sarah, tubuhnya menjadi kaku, dan ia memohon pertolongan dari Tuhan untuk disembuhkan. Setelah sembuh, raja Mesir mencoba menyentuh Siti Sarah lagi, dan ia kembali disembuhkan. Akhirnya, Siti Sarah dibebaskan dan dihadiahi seorang wanita muda bernama Siti Hajar, yang menjadi istri Nabi Ibrahim.
Siti Hajar, yang asli orang Mesir, melahirkan putra pertama Nabi Ibrahim, Nabi Ismail. Dengan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan Ismail ke sebuah lembah bernama Bakkah, yang tidak memiliki sumber air atau pepohonan. Nabi Ibrahim meninggalkan mereka di sana dengan persediaan makanan dan minuman yang terbatas. Ketika persediaan minum habis, Siti Hajar bolak-balik antara Bukit Safa dan Bukit Marwa dalam upaya mencari air. Akhirnya, sumur Zamzam muncul dari bawah tanah, memberikan air segar bagi Siti Hajar dan Ismail.
Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah,
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim [14]: 37)
Doa Nabi Ibrahim dikabulkan, dan orang-orang dari Yaman (Negri Saba) datang dan menemui Siti Hajar dan Ismail. Mereka menetap di Mekkah dengan izin Siti Hajar.
Pembangunan Ka’bah
Ka’bah tidak dibangun oleh Nabi Ibrahim sejak awal. Pendapat kuat menyatakan bahwa Ka’bah dibangun pertama kali oleh Nabi Adam AS. Nabi Ibrahim kemudian memperbaiki dan meninggikan Ka’bah bersama Ismail. Hal ini tercatat dalam QS. Al-Baqarah [2]: 127,
“Dan umumkanlah kepada manusia untuk mengerjakan haji! Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj [22]: 27)
Setelah seruan ini, banyak orang berbondong-bondong melaksanakan perintah haji.
Keturunan Ismail
Ismail tumbuh menjadi remaja dan bergaul dengan kabilah Jurhum, belajar bahasa Arab dari mereka. Ismail menikah dengan wanita dari Jurhum setelah Hajar, ibunya, telah tiada. Pernikahan Ismail dengan putri dari Mudhadh menghasilkan 12 anak laki-laki, termasuk Nabit (Nabatean), Qaidar (Kedar), Adba’il (Adbeel), dan lainnya. Dari Nabit, keturunan Nabi Ismail, lahir Adnan, yang menjadi nenek moyang Rasulullah SAW.
***
Kota Mekkah memiliki sejarah yang panjang dan penuh makna. Dari masa Nabi Adam hingga Nabi Ibrahim, Mekkah terus menjadi pusat spiritual bagi umat manusia. Nabi Ibrahim membawa Nabi Ismail dan Siti Hajar ke Mekkah, dan Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ibrahim untuk memberikan rezeki dan kehidupan yang sejahtera bagi mereka. Kota Mekkah menjadi tempat ibadah yang suci dan terus menjadi pusat perhatian umat Islam hingga hari ini.[]
Alhamdulillah…. syukron