Maulid Nabi dan Spirit Pembebasan Palestina: Menggali Isyarat Kenabian untuk Masa Depan Negeri Syam
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar perayaan atas kelahiran seorang manusia, melainkan momen untuk merefleksikan kelahiran seorang Nabi dan Rasul pembawa risalah akhir zaman. Kelahiran Beliau menjadi titik tolak perubahan besar bagi peradaban manusia, mengeluarkan umat dari berbagai kegelapan menuju satu cahaya, yakni cahaya Islam. Semangat inilah yang seharusnya menginspirasi kaum Muslim saat ini, terutama dalam menyikapi kondisi Palestina.
Cahaya yang Menerangi Istana Negeri Syam
Salah satu peristiwa luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah mimpi ibundanya, Sayyidah Aminah. Dalam mimpinya, beliau melihat cahaya memancar dari putranya yang baru lahir, menerangi istana-istana di negeri Syam. Peristiwa ini, yang terjadi dalam mimpi dan kisahnya masyhur di tengah kaumnya, bukan sekadar bunga tidur, melainkan sebuah isyarat kenabian yang nyata.
Para ulama, seperti Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali dan Al-Hafiz Ibnu Katsir, menafsirkan mimpi ini sebagai petunjuk bahwa risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW kelak akan tegak dan kokoh di negeri Syam. Negeri Syam, yang pada saat kelahiran Nabi dikuasai oleh Imperium Romawi Timur (Bizantium), diisyaratkan akan menjadi pusat bagi Islam dan kaum Muslim, khususnya di akhir zaman.
Pengkhususan negeri Syam ini diperkuat oleh hadits-hadits lain, di antaranya:
- Sabda Nabi SAW bahwa pusat Darul Islam (negeri Islam) berada di Syam.
- Hadits yang menyebutkan akan senantiasa ada sekelompok dari umat Nabi yang teguh di atas kebenaran, dan di dalam riwayat Shahih Bukhari disebutkan bahwa mereka berada di negeri Syam.
Peta Akhir Zaman: Khilafah di Bumi Al-Quds
Isyarat kenabian ini memberikan gambaran jelas tentang peta politik dunia di akhir zaman. Negeri Syam—yang mencakup Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina—akan menjadi tempat paling aman dan penduduknya paling selamat di akhir zaman. Kapan ini akan terjadi?
Para ulama mengaitkannya dengan hadits yang menyebutkan tegaknya Khilafah di ardlul muqaddasah (tanah yang disucikan), yakni Palestina. Syekh Said Hawa menafsirkan bahwa kelak akan ada kekhilafahan yang menjadikan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya. Ke kota inilah Nabi Isa AS akan datang setelah turun di Damaskus, untuk bergabung dengan Imam Mahdi dalam memerangi Dajjal dan para pengikutnya.
Fakta ini menegaskan bahwa:
- Palestina pada masa tersebut berada di tangan kaum Muslim.
- Entitas Zionis Israel dipastikan akan sirna dan terhapus dari peta dunia.
Ini adalah sebuah kepastian yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW, Sang Ash-Shadiqul Mashduq (yang benar dan dibenarkan ucapannya).
Maulid Nabi: Spirit Jihad dan Pembebasan
Kelahiran Nabi Muhammad SAW membawa risalah yang membebaskan manusia dari kegelapan jahiliyah. Spirit inilah yang harus dihidupkan kembali oleh umat Islam saat ini. Sejarah telah mencatat bagaimana Salahuddin Al-Ayyubi membangkitkan semangat jihad kaum Muslim pada momentum Maulid Nabi untuk membebaskan Al-Quds dari cengkeraman pasukan Salib.
Saat ini, dunia menyaksikan kebiadaban Zionis Yahudi di Palestina, yang merupakan aib bagi peradaban dunia di bawah hegemoni kapitalisme Barat. Kondisi ini adalah bukti nyata kehancuran dunia ketika tidak dipimpin oleh peradaban Islam. Oleh karena itu, spirit Maulid Nabi harus menjadi pengingat bagi setiap Muslim akan kewajiban untuk:
- Menghidupkan Sunnah Nabi: Bukti cinta sejati kepada Rasulullah SAW adalah dengan menghidupkan sunnahnya. Sunnah di sini bukan hanya mencakup aspek ibadah pribadi, tetapi keseluruhan ajaran Islam dalam tatanan individu, masyarakat, hingga negara; termasuk sunnah dalam kepemimpinan (imamah/khilafah).
- Memperjuangkan Pembebasan Palestina: Membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan menegakkan kembali risalah yang dibawa Rasulullah SAW.
- Menolak Pemikiran Asing: Umat Islam telah memiliki cahaya Islam sebagai risalah yang paripurna. Mengagumi ideologi lain seperti komunisme atau kapitalisme-sekulerisme, ibarat meninggalkan cahaya terang untuk mencari kegelapan.
***
Peta akhir zaman telah digariskan dengan jelas oleh Rasulullah SAW. Kemenangan Islam dan kaum Muslim adalah sebuah keniscayaan. Pertanyaannya adalah, di posisi mana kita akan berdiri? Apakah kita menjadi bagian dari perjuangan untuk mewujudkan kabar gembira tersebut, atau justru menjadi penghalangnya?
Semoga spirit Maulid Nabi ini mengokohkan langkah kita untuk menjadi pejuang yang membuktikan cinta kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan dan memperjuangkan sunnahnya secara totalitas.[]
Disarikan dari kajian dengan tema tersebut di NSTV:

kita akan menjadi bagian dari perjuangan untuk mewujudkan kabar gembira