
Peristiwa-Peristiwa Penting sebelum Perang Badar Kubra
Perang Badar Kubra merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 2 Hijriyah. Namun, sebelum perang besar ini berlangsung, banyak peristiwa penting yang menjadi latar belakang dan persiapan bagi umat Islam di Madinah. Berikut adalah rangkaian kejadian penting yang terjadi sebelum Perang Badar.
Wafatnya As’ad bin Zurarah
Pada tahun 1 Hijriyah, salah satu tokoh penting Islam, As’ad bin Zurarah, meninggal dunia. Ia adalah salah satu sahabat Nabi yang turut membantu dakwah Rasulullah SAW di Madinah. Rumahnya bahkan pernah menjadi tempat pelaksanaan shalat Jumat pertama dengan jumlah jamaah sekitar 40 orang.
Misteri Kelahiran Anak Laki-laki
Selama empat bulan berturut-turut, semua wanita yang melahirkan hanya dikaruniai anak perempuan. Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa mereka telah menyihir kaum Muslimin sehingga tidak ada lagi keturunan laki-laki. Keyakinan tersebut runtuh ketika Asma binti Abu Bakar melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Abdullah. Bayi tersebut kemudian dibawa ke pemukiman Yahudi disertai dengan takbir untuk membantah klaim mereka.
Pernikahan Nabi dengan Aisyah
Rasulullah saw menikahi Sayyidah Aisyah RA pada bulan Syawal. Beliau sendiri bersabda bahwa Aisyah adalah istri yang paling beruntung karena menikah dan berkumpul dengan beliau pada waktu yang sama. Riwayat ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Tirmidzi.
Penyempurnaan Rakaat Shalat
Wahyu turun untuk menyempurnakan jumlah rakaat shalat setelah sebelumnya hanya dua rakaat pada tiap waktu shalat saat peristiwa Isra Mi’raj. Hal ini menjadi bagian dari penyempurnaan ibadah umat Islam.
Kematian Tokoh Quraisy: Walid bin Mughirah
Tokoh penting dari Quraisy, Walid bin Mughirah, meninggal dunia. Ia adalah ayah dari Khalid bin Walid yang kelak menjadi panglima perang Islam.
Disyariatkannya Adzan
Abdullah bin Zaid Al-Anshari bermimpi didatangi seseorang yang mengajarkan lafadz adzan seperti yang kita kenal hingga hari ini. Mimpi tersebut diceritakan kepada Rasulullah SAW, dan akhirnya diajarkan kepada Bilal bin Rabbah yang memiliki suara indah. Tak lama kemudian, Umar bin Khattab juga melihat mimpi serupa dan melaporkannya kepada Nabi. Nabi pun mengatakan bahwa itu adalah mimpi baik dari Allah.
Ancaman Quraisy terhadap Umat Islam
Tidak lama setelah hijrah, Quraisy mengirim utusan untuk mengancam umat Islam di Madinah. Mereka mengatakan akan datang dan merusak tanaman kaum Muslimin. Mendengar ancaman tersebut, para Sahabat secara bergiliran menjaga Rasulullah SAW hingga turun ayat 67 dari surah al-Maidah:
“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.”
Izin Berperang Diturunkan
Dalam kondisi ancaman yang semakin nyata, Allah SWT menurunkan ayat yang memberikan izin kepada umat Islam untuk berperang:
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya.” (QS Al-Hajj: 39)
Ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas pengusiran Nabi dan para Sahabat dari Makkah.
Langkah Strategis Rasulullah SAW
Setelah menerima izin berperang, Rasulullah SAW melakukan beberapa langkah strategis:
- Mengadakan perjanjian damai dengan kabilah-kabilah di sekitar jalur perdagangan.
- Mengirim pasukan kecil secara bergiliran untuk menjaga keamanan jalur perdagangan.
Tujuan dari pembentukan satuan militer ini antara lain:
- Mengetahui medan dan jalur sekitar Madinah dan Mekkah.
- Menunjukkan kekuatan umat Islam agar tidak diremehkan musuh.
- Melindungi kepentingan ekonomi umat Islam.
Target Utama Operasi Militer
Langkah militer dilakukan untuk membuat Quraisy:
- Takut terhadap jalur perdagangan mereka.
- Menghindari rencana menyerang umat Islam.
- Memberi kebebasan bagi orang-orang lemah di Mekkah untuk masuk Islam.
- Mengembalikan harta kaum Muslimin yang dirampas Quraisy.
- Memastikan penyebaran ajaran Islam lancar di seluruh Jazirah Arab.
Pembentukan Pasukan Kecil (Sariyah)
Rasulullah SAW membentuk beberapa satuan militer:
- Sariyah: pasukan di bawah 100 orang tanpa dipimpin Nabi.
- Ma’rakah: pasukan lebih dari 100 orang tanpa dipimpin Nabi.
- Ghazwah: pasukan lebih dari 100 orang dipimpin langsung oleh Nabi.
Ekspedisi Pra-Badar
Beberapa operasi militer dilakukan sebelum Perang Badar, antara lain:
- Siful Bahr (Ramadhan 1 H) – Dipimpin Hamzah bin Abdul Muthallib, namun dicegah oleh Majdi bin Amr Al-Juhani.
- Rabigh (Syawal 1 H) – Dipimpin Ubaidah bin Harits, namun gagal menghalau kafilah Abu Sufyan.
- Al-Kharrar (Dulqa’dah 1 H) – Dipimpin Sa’ad bin Abi Waqash, tetapi kafilah sudah melewati lokasi.
- Perang Abwa/Waddan (Shafar 2 H) – Nabi sendiri yang memimpin dan mengadakan perjanjian damai dengan Bani Dumroh.
- Perang Buwath (Rabiul Awal 2 H) – Gagal menangkap kafilah dagang Quraisy.
- Perang Safwan (Rajab 2 H) – Nabi mengejar perampok ternak tetapi gagal menemukan mereka.
- Perang Dzul Usyairah (Jumadil Ula/Akhir-Rajab) – Kafilah Quraisy berhasil lolos.
- Ekspedisi Nakhlah (Rajab 2 H) – Dilakukan oleh Abdullah bin Jahsy. Terjadi kontroversi karena penyerangan di bulan haram. Turun ayat QS Al-Baqarah: 217-218 sebagai penjelasan.
Pengalihan Arah Kiblat ke Ka’bah
Sebelumnya, umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis di Palestina. Namun, Nabi SAW lebih suka menghadap Ka’bah. Setelah tekanan dari kaum Yahudi yang mengatakan bahwa Islam meniru agama mereka, Allah menurunkan wahyu untuk mengubah arah kiblat ke Ka’bah (QS Al-Baqarah: 144). Peristiwa ini terjadi saat Nabi sedang shalat zhuhur di Masjid Qiblatain, sehingga nama masjid tersebut diabadikan.
Diwajibkannya Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah, tepatnya saat umat Islam tengah bersiap menghadapi Perang Badar. Wahyu turun dalam Surah Al-Baqarah ayat 183-185.
Ancaman Abu Jahal terhadap Sa’ad bin Muadz
Sa’ad bin Muadz, tokoh suku Aus yang telah masuk Islam, pergi ke Mekkah untuk umroh. Di sana, ia bertemu Abu Jahal yang mengancam keselamatannya. Namun Sa’ad balik mengancam bahwa jika Quraisy menyentuhnya, suku Aus akan melawan lebih keras. Kejadian ini terjadi sekitar tiga bulan sebelum Perang Badar.
Informasi tentang Kafilah Dagang Quraisy
Nabi SAW mendapat informasi bahwa kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan pulang dari Syam dengan membawa ribuan unta. Kafilah ini dikawal hanya oleh 40 orang. Nabi kemudian membentuk pasukan sekitar 313 orang untuk merebut kembali harta umat Islam yang dirampas Quraisy.
Mimpi Athiqoh Binti Abdul Muthallib
Tiga hari sebelum Perang Badar, Athiqoh binti Abdul Muthallib bermimpi akan terjadi malapetaka besar di Mekkah. Ia menceritakan mimpi tersebut kepada saudaranya, Abbas bin Abdul Muthallib. Mimpi ini akhirnya tersebar di kalangan Quraisy, termasuk Abu Jahal yang mengejeknya.
Gerak-gerik Abu Sufyan
Abu Sufyan mencari informasi apakah umat Islam akan menyerang kafilahnya. Ia menyewa Damdam bin Amr untuk menyebarkan isu bahwa kafilah mereka diserang. Damdam sampai di Mekkah dengan sengaja menyobek pakaiannya sendiri dan melumuri tubuhnya dengan darah unta yang dibunuhnya; berpura-pura menjadi korban penyerangan. Ia berhasil membuat panik tokoh Quraisy dan mendorong mereka mengirim pasukan besar ke Badar.
***
Serangkaian peristiwa sebelum Perang Badar Kubra membuktikan bahwa Allah senantiasa melindungi umat-Nya dan memberikan petunjuk serta kemenangan kepada mereka yang tetap sabar dan taat. Persiapan fisik dan spiritual yang dilakukan Rasulullah SAW beserta para Sahabat menjadi fondasi kokoh bagi kemenangan gemilang di Badar yang mengubah arah sejarah Islam.[]
Disarikan dari kajian dengan tema tersebut di NSTV: