
Memahami Makna Zalim: Menempatkan Segala Sesuatu Tidak pada Tempatnya
Dalam Islam, keadilan adalah salah satu nilai agung yang menjadi fondasi dalam setiap aspek kehidupan. Kebalikannya adalah zalim—suatu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Para ulama mendefinisikan zalim secara bahasa sebagai “wad’u syai’ fii ghairi maudhihi”, yang berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Secara istilah syar’i, zalim berlawanan dengan adil: mengambil hak yang bukan miliknya, atau menafikan hak yang semestinya diberikan.
Allah Tidak Pernah Berbuat Zalim
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi…” (HR. Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan bahwa sifat zalim mustahil dinisbatkan kepada Allah. Meski Allah Maha Kuasa, Ia tidak berbuat zalim kepada makhluk-Nya. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, seperti dalam QS. Al-Kahfi: 49, QS. Ali Imran: 108, dan QS. Ghafir: 31, bahwa Allah tidak menganiaya siapa pun.
Tiga Bentuk Kezaliman
1. Zalim terhadap Diri Sendiri
Ini terjadi ketika seseorang melakukan dosa, lalai dalam kewajiban, atau menjauh dari jalan Allah. QS. An-Nisa: 110 menyebutkan bahwa siapa yang menzalimi diri lalu bertaubat, maka Allah Maha Pengampun. Kezaliman ini juga tercermin saat seseorang mengabaikan kesehatan jasmani dan rohani, serta menunda-nunda amal kebaikan.
2. Zalim terhadap Allah SWT
Puncak kezaliman terhadap Allah adalah syirik, yakni menyekutukan-Nya dengan makhluk. Dalam QS. Luqman: 13, Luqman menasihati anaknya agar tidak menyekutukan Allah karena itu adalah kezaliman besar. Bahkan tunduk kepada hukum buatan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah juga termasuk bentuk syirik terselubung, sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah: 31. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, serta berhukum selain kepada hukum Allah (QS. Al-Maidah: 45) merupakan bentuk nyata menzalimi Allah.
3. Zalim kepada Sesama Manusia
Kezaliman ini mencakup perampasan hak, penipuan, korupsi, hingga memakan harta anak yatim (QS. An-Nisa: 10). Rasulullah SAW memperingatkan:
“Takutlah kalian berlaku zalim, karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Bahkan sekecil apa pun bentuk kezaliman terhadap orang lain, seperti menguasai tanah milik orang lain, akan mendapatkan ganjaran yang berat di akhirat.
Jangan Sombong dengan Berbuat Zalim
Seseorang yang berbuat zalim seakan-akan merasa lebih tinggi dari Allah, yang justru tidak pernah menzalimi makhluk-Nya. Maka sangat tidak pantas bagi manusia untuk menzalimi siapa pun. Jika Allah telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya sendiri, siapalah diri kita yang berani melanggarnya?
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang berlaku adil, menjauh dari kezaliman, dan senantiasa memohon ampunan serta petunjuk dari Allah SWT.[]