NgajiShubuh.or.id — Hubungan antara Ankara dan Tel Aviv kembali memanas setelah pemerintah Turki mengumumkan penerbitan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta sejumlah pejabat senior entitas Yahudi atas dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Langkah ini diumumkan Jumat (7/11) dan menandai eskalasi terbaru ketegangan diplomatik kedua negara yang sebelumnya sudah renggang akibat perang di Jalur Gaza.
Apa yang dilakukan Turki dalam menetapkan beberapa pejabat entitas Yahudi adalah langkah yang patut diapresiasi. Hanya saja apabila ini tidak disertai dengan tindakan jihad mengusir Israel dari Palestina hanya sekadar pepesan kosong yang menunjukkan kepengecutan pemerintahan Turki. Seharusnya jika Turki konsisten menetapkan surat penangkapan tersebut, harus disertai dengan tindakan nyata, yakni upaya menangkap dan mengadili mereka dengan jihad fisabilillah.
Utopia
Melihat kondisi Turki yang masih menerapkan sistem sekuler di negaranya dapat dipastikan perintah penangkapan tersebut hanya sebuah retorika meraih simpati publik, tapi tidak mengubah sedikit pun eskalasi politik yang ada di Gaza. Faktanya, tidak mungkin negara sekuler akan totalitas dalam membela Islam dan mengadili penjahat perang Yahudi.
Ketika Turki melawan entitas Yahudi, ia harus siap menghadapi Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan sekutu mereka. Walhasil surat penangkapan itu menjadi kesia-siaan dan utopia jika Turki masih berada dalam belenggu penjajah dengan sistem sekuler demokrasi yang ditancapkan di negerinya sendiri. Satu-satunya cara untuk mengembalikan kehormatan dan ketangguhan kaum Muslim adalah dengan kembali menerapkan sistem Islam secara keseluruhan dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Jihad fisabilillah hanya bisa dipimpin dan terkoordinasi dengan masif dengan adanya institusi Khilafah. Apabila umat Islam masih belum mau memperjuangkan kembalinya Khilafah, sungguh kezaliman di Gaza tidak bisa diakhiri. Dalam menghadapi entitas Yahudi sudah tidak bisa menggunakan jalan diplomasi, tetapi harus dengan jihad yang dikomandoi institusi Khilafah.
Di sinilah keberanian dan keimanan penguasa Muslim diuji. Begitu pun dengan umat Islam secara keseluruhan juga diuji. Selama mereka lebih takut kepada Amerika dan sekutunya daripada Allah SWT, maka mereka tidak akan mampu menerima kemuliaan menegakkan Islam dalam bingkai Khilafah. Apabila mereka berani karena Allah SWT melawan segala bentuk yang dilakukan Yahudi, maka mereka akan mengambil jalan ini, yakni thariqah Islam dengan mewujudkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah.[] Ika Mawarningtyas
Disarikan dari YouTube Ngaji Shubuh TV:
