
Mengupas Agenda Tersembunyi: Koneksi Firaun, Dajjal, Yahudi, Freemason, dan Zionis dalam Lintas Peradaban
Kajian mendalam tentang bahaya dan agenda kelompok Yahudi, Freemason, dan Zionis seringkali menimbulkan kebingungan dalam membedakan istilah-istilah ini. Namun, memahami latar belakang sejarah, perkembangan, serta bahaya yang ditimbulkan oleh mereka sangat penting agar kita tidak terjerumus atau terhasut oleh tipu daya mereka. Diskusi ini tidak hanya sebatas berdoa untuk terhindar dari fitnah Dajjal, tetapi juga mampu mengenali langkah-langkah Dajjal yang mungkin tanpa disadari telah merasuk dalam kehidupan kita.
Menjelajahi Garis Kesejarahan yang Sama
Secara mengejutkan, kehidupan Firaun, peradaban kita saat ini, dan kehidupan Dajjal memiliki benang merah yang sama, yaitu berada dalam satu alur sejarah yang tak terpisahkan. Bumi tempat Firaun dan Dajjal hidup adalah bumi yang sama dengan tempat kita berpijak, menunjukkan adanya jejak-jejak yang menghubungkan antara peradaban Firaun dengan kita, dan antara peradaban kita dengan peradaban Dajjal. Seluruh kisah manusia dari penciptaan hingga kiamat sejatinya adalah satu peristiwa besar yang menyatu dengan kehidupan kita hari ini.
Asal Mula dan Pengaruh Mesir Kuno
Kisah ini bermula dari Israel, nama lain dari Nabi Ya’qub, putra Nabi Ishak, cucu Nabi Ibrahim. Dari Nabi Ya’qub inilah kemudian lahir dua belas anak, salah satunya bernama Yahuda, yang menjadi cikal bakal agama Yahudi yang dominan di antara mereka. Cerita Nabi Yusuf, yang kemudian menjadi menteri di Mesir, mengantar seluruh keluarga Israel untuk berpindah dan menetap di Mesir. Namun, setelah Nabi Yusuf wafat, status mereka sebagai bangsan -keturunan- Israel menurun drastis, bahkan diperbudak oleh bangsa Mesir dan mengalami kehidupan yang sangat sulit, terutama pada masa Firaun – Nabi Musa.
Ketika bangsa Israel berhasil melarikan diri dari Mesir di bawah pimpinan Nabi Musa, mereka tidak hanya membawa harta benda rampasan seperti emas dan permata dari orang-orang Mesir. Lebih jauh lagi, mereka juga membawa serta kepercayaan Mesir kuno yang termanifestasi dalam kitab Talmud. Kitab ini bahkan lebih mereka sukai daripada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Musa. Selain itu, mereka juga membawa pengetahuan tentang sistem pemerintahan Firaun yang telah mereka saksikan selama ratusan tahun. Mereka memahami betul bagaimana Firaun mempertahankan kekuasaannya, yang tidak lain didukung oleh tiga elemen kunci:
- Haman: Intelektual yang mengabdi pada kekuasaan Firaun, menggunakan keilmuannya untuk melegitimasi penguasa.
- Qorun: Orang kaya raya yang hartanya digunakan untuk mendukung kekuasaan Firaun.
- Balam: Agamawan atau ulama yang memperkuat kekuasaan Firaun.
Pengetahuan tentang sistem kekuasaan Firaun inilah yang kemudian digunakan oleh bangsa Israel untuk membangun peradaban mereka di kemudian hari. Mereka juga membawa mimpi besar untuk mendirikan kembali kerajaan yang sangat besar, seperti yang pernah terwujud pada masa Nabi Daud dan Sulaiman.
Dari Ksatria Templar Menuju Freemasonry
Setelah era kerajaan Daud dan Sulaiman yang megah, bangsa Israel terpencar-pencar akibat penaklukan oleh Nebukadnezar dari Babilonia, Romawi, dan kekuasaan lainnya. Kerinduan untuk kembali ke Yerusalem muncul, dan kesempatan itu datang ketika Pasukan Salib menyerang Yerusalem menjelang tahun 1099. Beberapa keturunan Israel ikut serta dalam Pasukan Salib, tergabung dalam kelompok Ksatria Templar. Tujuan mereka bukan berperang demi Kristus, melainkan untuk menggali kembali peninggalan nenek moyang mereka, khususnya peninggalan Raja Sulaiman.
Setelah Pasukan Salib berhasil merebut Yerusalem, Ksatria Templar mengembangkan bisnis baru yang disebut “utsuri”, yaitu jasa penitipan harta bagi para peziarah kaya dari Eropa yang ingin ke Yerusalem. Bisnis ini membuat mereka menjadi sangat kaya raya. Namun, ketika Salahuddin al-Ayyubi menaklukkan Yerusalem, Ksatria Templar terusir dan kembali ke Eropa. Dengan kekayaan yang melimpah, mereka menjadi arogan dan tidak mau tunduk pada Paus maupun raja. Akibatnya, mereka ditumpas oleh Raja Phillip IV dan Paus Klemens V, membuat mereka melarikan diri ke Skotlandia.
Di Skotlandia, para Ksatria Templar menyamar sebagai tukang batu (mason) dan mendirikan organisasi bernama Freemason. Organisasi ini adalah persaudaraan tukang batu bebas (free mason), yang mengizinkan anggota non-Israel. Inti dari Freemason adalah ide-ide orang Israel untuk mengembalikan kejayaan Raja Sulaiman. Cita-cita politik untuk menegakkan kembali kerajaan Sulaiman ini diperjuangkan dengan berbagai alat, termasuk spiritualitas Yahudi yang menyatukan bangsa Israel dalam agama Yahudi. Sementara itu, Zionis adalah organisasi politik yang anggotanya 100% Israel, yang tujuannya mendapatkan kekuasaan politik. Zionis inilah yang menggerakkan Yahudi dan Freemason untuk mencapai tujuan besar mereka.
Ideologi dan Simbol di Balik Gerakan
Dalam Freemason, mereka mengembangkan Kabbalah, yang kemudian mereka sebut sebagai “agama cinta” atau agama universal. Ide utamanya adalah “unity”, yakni semua agama itu sama dan tidak menomorsatukan agama lain. Semangat inilah yang melahirkan Revolusi Perancis dengan semboyan “liberte, egalite, fraternite” (kebebasan, kesetaraan, persaudaraan). Ini adalah pengejawantahan dari ide-ide Freemason.
Adapun ideologi-ideologi lain yang mereka sebarkan meliputi:
- Pluralisme: Semua jalan menuju Tuhan itu sama.
- Liberalisme: Kebebasan mutlak dalam segala hal.
- Humanisme: Menempatkan manusia sebagai pusat segalanya.
- Hak Asasi Manusia (HAM): Sering dijadikan alat untuk tujuan tertentu.
- Feminisme: Gerakan kesetaraan gender.
Ide-ide ini disebarkan melalui simbol-simbol rahasia yang diambil dari peninggalan Firaun, seperti:
- Bintang Daud: Simbol kekuasaan Daud dan Sulaiman, disembunyikan dalam jangka dan penggaris sudut.
- Jangka dan Penggaris Sudut: Simbol rahasia Bintang Daud, mudah dibawa dan disebarkan.
- Mata dan Piramida: Simbol Dewa Osiris (mata) dan kebanggaan Firaun (piramida). Mata satu ini juga sering dikaitkan dengan Dajjal.
- Kuil Sulaiman: Cita-cita untuk membangun kembali kuil ini di atas Masjidil Aqsa.
Simbol-simbol Freemason ini bahkan ditemukan di berbagai kota di Nusantara, seperti Loji Mataram, Makassar, Magelang, dan Palembang. Meskipun simbol-simbol ini sebenarnya juga ada dalam khazanah Islam sebelum Freemason, namun kini telah diidentikkan dengan gerakan mereka.
New World Order: Sebuah Realitas, Bukan Sekadar Teori
Tatanan Dunia Baru (New World Order) versi mereka adalah tatanan yang dulunya belum ada saat dunia dikuasai sistem keagamaan (Kristen-Katolik di Barat dan Islam di Timur). Tatanan ini adalah sistem yang tidak lagi menggunakan agama, masyarakat disatukan oleh bangsa (nation-state), dan menggunakan aturan buatan manusia. Mereka berharap, melalui tatanan dunia baru ini, kekuasaan mereka akan muncul.
Faktanya, sistem yang mereka perjuangkan ini telah terwujud dalam sistem kapitalis yang kita lihat saat ini. Sistem ini mereplikasi struktur Firaun:
- Firaun (puncak kekuasaan) = Para pemilik modal (kapitalis).
- Anggota pemerintahan/rezim
- Tentara
- Pegawai/Pengurus
- Buruh (paling bawah)
Maka, ketika mereka menggagas New World Order, itu adalah masa lampau bagi kita. Tatanan dunia baru yang mereka inginkan sudah terjadi dan sedang kita hadapi saat ini. Ini bukanlah lagi sebuah teori konspirasi, melainkan fakta sejarah. Sebagai contoh, di Indonesia, Presiden Soekarno pernah mengeluarkan Dekrit untuk membubarkan Freemason pada tahun 1962, yang kemudian dicabut oleh Presiden Gus Dur pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa Freemasonry adalah entitas yang nyata dan pernah aktif di Indonesia.
Koneksi Dajjal dan Fitnah Pemutarbalikan Kebenaran
Benang merah antara Firaun dan Dajjal terhubung melalui Israel, Freemason, dan Zionis. Jika kita hari ini menyepakati pluralisme, liberalisme, dan ide-ide lain yang mereka bawa, maka sejatinya kita berada di jalur Firaun dan Dajjal.
Penting untuk dipahami bahwa sebelum Dajjal datang secara fisik, fitnahnya telah datang terlebih dahulu. Fitnah Dajjal dicirikan oleh pemutarbalikan kebenaran: neraka dianggap surga, surga dianggap neraka, yang haq dianggap batil, dan yang batil dianggap haq. Contohnya, perilaku yang jelas-jelas dimurkai Allah seperti LGBT, justru dibungkus dengan alasan kemanusiaan. Sebaliknya, syariat Allah yang seharusnya mengantarkan manusia ke surga, malah dituduh sebagai pemecah belah bangsa. Inilah fase di mana fitnah Dajjal sudah ada di sekitar kita, meski fisiknya belum datang.
Pentingnya Kesadaran: Takut pada Ide, Bukan Sekadar Simbol
Kesadaran akan hal ini sangat krusial. Kita seringkali terlalu takut pada simbol-simbol Freemason, Yahudi, atau Zionis (misalnya segitiga atau mata satu), tetapi pada saat yang sama, justru memeluk erat ide-ide di baliknya. Ini adalah ironi, di mana simbolnya menjadi hantu, tetapi idenya menjadi menantu.
Mempelajari semua ini membuat kita waspada dan tahu apakah kita sedang mengikuti alur mereka atau justru menentangnya. Kita harus menyadari bahwa ide-ide ini, meskipun dikemas dalam bingkai kemanusiaan dan kesetaraan yang indah, sesungguhnya adalah bentuk penentangan terhadap Allah SWT. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya mengambil atau menerima ide-ide tersebut.
Pertempuran antara kebenaran (al-haq) dari Allah dengan peradaban iblis telah berlangsung sejak zaman Nabi Adam hingga nanti kiamat menjelang. Allah menjanjikan bahwa yang akan meraih kemenangan adalah al-haq. Dengan memahami ini, kita dapat semakin kuat berada di jalan kebenaran dan in sya Allah meraih kemenangan.[]
Disarikan dari kajian dengan tema tersebut di NSTV: