NgajiShubuh.or.id — Alih-alih memberikan pencerahan, film-film horor justru makin menyesatkan dan mendangkalkan akidah kaum Muslim. Film-film tersebut dibuat bukan untuk sarana edukasi tapi hanya berdasarkan khayalan dan berpotensi berisi khurafat (takhayul) yang menjerumuskan kepada kesyirikan. Inilah tantangan umat Islam saat ini, yakni penyebaran khurafat yang dikabarkan Nabi Muhammd saw. sebagai tanda-tanda akhir zaman. Definisi khurafat adalah ucapan yang tidak benar atau perkataan yang dibumbui kedustaan. Khurafat mencakup segala macam kebatilan (al-batil) dan keyakinan yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam.
Cakupan khurafat tidak terbatas pada hal-hal mistis (seperti keyakinan adanya hantu, kalong wewe, atau sesajen kepada dewi padi), tetapi juga keyakinan yang bertentangan dengan syariat, seperti meyakini sistem demokrasi sebagai harga mati (dianggap musyawarah) atau menuding syariat Islam sudah terbelakang, juga termasuk dalam cakupan khurafat. Dalam Islam, akidah memberikan proteksi. Tidak mungkin ada dua keyakinan dalam satu hati (laa qolbun fii qolbaini). Ketika seseorang meyakini akidah Islam, maka khurafat akan tersisihkan. Sebaliknya, keyakinan khurafat merusak akidah. Saat ini, khurafat makin masif dan bahkan mengambil istilah-istilah syar’i dalam Islam, seperti film-film horor yang menggunakan judul “Waktu Magrib” atau “Makmum”, yang wajib diprotes karena merusak akidah.
Al-Falaq
Islam mengajarkan agar seluruh umat muslim berlindung dari keburukan makhluk sebagaimana yang disampaikan dalam surah Al-Falaq. Keburukan makhluk dari bangsa manusia, jin, binatang, dan berbagai macam fitnah, termasuk fitnah Dajjal. Selain itu, juga berlindung dari sifat jahat makhluk yakni dengki. Kedengkian bisa memicu pembunuhan hingga penganiayaan dengan menggunakan berbagai cara seperti secara langsung menimpakan keburukan kepada seseorang atau meminta tukang sihir untuk berbuat jahat kepada orang yang didengki. Nabi Muhammad saw. dahulu terbiasa ber-taawudz (berlindung) dari gangguan mata jahat bangsa jin (ainul jan) dan mata jahat bangsa manusia (ainul insi).
Ainul jan adalah pandangan jahat, dengki, atau kebencian dari bangsa jin. Jin memiliki kekhususan karena mereka bisa melihat manusia dari tempat yang kita tidak bisa melihat mereka (innahu yarakum huwa wa qabiiluhu min haitsu laa tarawnahum). Fenomena ini di masyarakat sering disamakan dengan istilah kesambet (terkena gangguan), namun solusinya adalah dengan mewiridkan doa-doa, khususnya Surah Al-Falaq dan An-Nas, bukan dengan tradisi khurafat. Begitu pun dengan ainul insi, ada beberapa yang sampai terkena sakit karena ainul insi. Di sinilah Nabi Muhammad saw. selalu meminta umatnya untuk membaca wirid dan zikir kepada Allah Swt. untuk mengharapkan perlindungan dari mata jahat jin maupun manusia.
Islam menyediakan sistem perlindungan (sistem imun) yang komprehensif, mencakup tingkat individu, keluarga, masyarakat, hingga negara. Pilar utama pelindung umat dari berbagai gangguan dan kejahatan baik dari binatang, manusia, maupun jin adalah negara. Negara adalah sistem imun terbaik pelindung akidah umat. Negara seharusnya menjalankan porsinya untuk menjaga akidah umat dan membentenginya sehingga tidak mudah goyah dengan khurafat. Sehingga tidak akan ada tayangan film atau konten-konten berseliweran di media sosial yang bisa merusak akidah umat Islam.
Berbeda dengan sistem sekuler hari ini. Sistem kehidupan yang diterapkan hari ini justru menyuburkan khurafat dan hal inilah yang menyesatkan umat. Sistem ini tidak hanya merusak akidah tapi juga menciptakan manusia-manusia lemah yang menghamba kepada makhluk seperti manusia atau jin. Di sinilah urgenti negara menerapkan syariat Islam secara totalitas, yakni sebagai perisai pelindung umat, baik akidahnya ataupun fisiknya. Negara dengan sistem Islam yang diterapkan secara keseluruhan akan melindungi akidah dengan sistem pendidikan dan politiknya. Pemimpinnya disebut khalifah yang diibaratkan laksana perisai yang akan menjaga akidah umat agar tetap mengkristal.[] Ika Mawarningtyas
Disarikan dari kajian YouTube Ngaji Shubuh TV:
