
Kita patut menyadari bahwa kondisi umat Islam saat ini masih terpuruk sejak institusi pelindungnya diruntuhkan pada 1924. Keterpurukan umat Islam bisa terlihat dari berbagai aspek:
- Rendahnya Pemahaman Syariah: Banyak kaum Muslimin yang memiliki pemahaman syariah Islam yang lemah, bahkan tak jarang syariah Islam direndahkan dan dijadikan bahan olok-olok, padahal seharusnya syariah menjadi pedoman hidup.
- Keterpecahan dan Penjajahan: Negeri-negeri Muslim masih dalam kondisi terpecah-belah, terjajah secara politik, ekonomi, dan kebijakan yang seringkali terpengaruh dari luar, tanpa independensi. Sumber daya alam tidak dapat dinikmati sepenuhnya, dan tumpukan hutang-piutang semakin bertambah.
- Masalah Sosial dan Hukum: Kehidupan sosial menunjukkan interaksi tanpa batas antara laki-laki dan perempuan, bahkan hingga hubungan yang diharamkan. Hukum Islam sebagai solusi atas kejahatan dan kemaksiatan pun tidak dijadikan sebagai landasan.
Melihat kondisi ini, maka dakwah mutlak sangat diperlukan. Dakwah yang dimaksud adalah perjuangan untuk menjadikan Islam sebagai landasan hukum, pedoman, dan aturan bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Islam, melainkan sebagai solusi bagi kehidupan seluruh alam.
Dakwah: Pengorbanan Total, Bukan Sekadar Waktu Luang
Perjuangan untuk Islam bukanlah perjuangan yang sesaat. Dakwah tidak bisa hanya dilakukan di sebagian waktu luang atau sebagai aktivitas tambahan seperti hobi atau olahraga. Islam menuntut pengorbanan yang lebih besar:
- Prioritas Utama: Dakwah jauh lebih mulia daripada aktivitas dan kesibukan duniawi lainnya. Ia menuntut kesiapan untuk mengorbankan waktu utama, bahkan meninggalkan waktu bersama keluarga, pekerjaan, atau istirahat.
- Komitmen Seumur Hidup: Perjuangan untuk Islam tidak berhenti ketika seseorang menikah, mendapatkan jabatan, sukses dalam bisnis atau pendidikan, atau merasa sakit. Banyak yang aktif saat bujangan atau sebelum menduduki jabatan, namun kemudian meninggalkannya. Ini adalah perjuangan yang penuh kemuliaan dan balasan melimpah dari Allah.
Mengapa Kita Berjuang untuk Islam? Hanya Karena Kita Hamba-Nya!
Satu-satunya alasan utama kita berjuang untuk Islam adalah karena kita adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jika kita adalah hamba duniawi, kita akan berjuang untuk pekerjaan, harta, atau keluarga. Namun, Allah menuntut kita untuk berjuang untuk Islam, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 99: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
Menyembah Allah berarti senantiasa beribadah, menjalankan perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu perintah Allah yang sering dilupakan adalah perintah untuk berdakwah. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” Dakwah adalah bentuk pengabdian dan pelaksanaan perintah Allah, bukan hanya tugas para ulama atau ustadz, dan harus dilakukan hingga ajal menjemput.
Teladan Istiqamah: Para Sahabat dan Rasulullah SAW
Untuk tetap istiqamah dalam dakwah, kita memiliki teladan luar biasa dari para Sahabat dan Rasulullah SAW.
- Ammar bin Yasir: Tetap berperang bersama Rasulullah SAW meskipun sudah berusia senja, dengan tulang melemah dan tubuh yang loyo.
- Abu Sufyan bin Harb: Pada usia 70 tahun, ia tetap membakar semangat para tentara Allah, meskipun tidak turun langsung berperang.
- Al-Yaman dan Tsabit bin Waqsy: Keduanya berusia lanjut namun tetap ikut berperang, bahkan dalam Perang Uhud, meskipun Rasulullah SAW memberi keringanan untuk bersama kaum wanita.
- Rasulullah SAW: Beliau adalah Uswatun Hasanah (suri tauladan terbaik). Beliau terlibat dalam 27 kali peperangan, bahkan Perang Tabuk yang sangat sulit dan berat, dilakukan pada usia 60 tahun di bulan Ramadan. Ini menunjukkan bahwa dakwah bukanlah aktivitas sesaat atau hanya sekadar lewat.
Janji kepada Allah: Sebuah Pertanggungjawaban Besar
Kita telah berjanji kepada Allah SWT sebelum diciptakan dan saat beriman untuk istiqamah hingga akhir hayat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 15: “Dan sungguh mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah bahwa mereka tidak akan berbalik ke belakang (mundur). Dan adalah janji dengan Allah itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Melanggar janji kepada Allah adalah dosa besar, sedangkan menepati janji akan mendatangkan pahala yang besar. Janji ini adalah ketika kita berkata akan bersedekah dan menjadi orang yang saleh jika Allah memberikan karunia-Nya. Allah telah melimpahkan banyak nikmat, maka sudahkah kita menunaikan janji itu? Kemunafikan dapat timbul jika kita kikir dan berpaling dari perintah Allah setelah mendapatkan nikmat-Nya.
Menjaga Istiqamah dalam Dakwah
Agar dakwah bukan perjuangan sesaat, melainkan aktivitas mulia dengan pahala besar, kita membutuhkan tekad yang kuat, kokoh, dan ulet dalam beberapa aspek:
- Mencari Ilmu dan Mengamalkannya: Belajar di majelis ilmu, halaqah ulama, dan kajian, serta siap mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan tersebut.
- Berdakwah dengan Sungguh-sungguh: Menjadikan dakwah sebagai prioritas, bukan aktivitas waktu sisa, bahkan siap mengorbankan waktu utama.
- Kesabaran dan Keikhlasan: Sabar dalam menghadapi hambatan, ancaman, gangguan, dan tantangan. Ikhlas dalam segala tindakan semata-mata karena Allah, karena amal yang diterima Allah harus ikhlas dan sesuai syariah. Sabar dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi larangan Allah.
- Terus Memperbaiki Diri: Senantiasa memperbaiki diri, karena setiap hari manusia pasti berdosa.
- Berkumpul dengan Orang Saleh: Mencari lingkungan yang positif dan berkumpul dengan orang-orang saleh, ulama, dan ustadz, yang dapat memberikan nasihat dan menjaga keistiqamahan.
- Memperbanyak Istighfar dan Tawakal: Memohon ampunan Allah dan meningkatkan tawakal untuk menghilangkan segala kesulitan dan kendala.
- Mengingat Jual Beli dengan Allah: Ingatlah bahwa Allah telah membeli diri dan harta kita dengan surga-Nya. Ini adalah perniagaan yang paling menguntungkan.
Setiap Peran Bernilai dalam Dakwah
Tidak semua orang harus tampil di depan dalam berdakwah. Setiap peran, sekecil apapun, memiliki nilai besar di sisi Allah.
- Ibu Rumah Tangga: Dapat berdakwah melalui tulisan, melalui platform online, memberikan dorongan dan nasihat via telepon, mendakwahi tetangga dan keluarga, menyiapkan anak-anak menjadi pejuang dakwah, bahkan dilakukan sambil berbisnis online dengan tetap mengikuti hukum syariah.
- Orang dengan Keterampilan Berbeda: Bagi yang kurang terampil berbicara di depan publik namun pandai mengajak orang lain, maksimalkan peran mengajak. Bagi yang pandai mendesain, gunakan desain untuk membuat konten dakwah agar lebih menarik perhatian orang lain atau sasaran dakwah.
- Kontribusi Kecil: Bahkan hal sederhana seperti menyambungkan kabel untuk acara dakwah, menyebarkan konten dakwah (like, share, comment), atau mengajar mengaji, adalah bagian dari dakwah yang dampaknya besar dan tidak ada yang sia-sia di sisi Allah.
Seorang Muslimah juga memiliki peran besar dalam dakwah, sebagaimana Ummul Mukminin Aisyah dan Khadijah yang terlibat dalam dakwah, menjadi tempat bertanya, dan bahkan ikut membantu di medan perang dengan menyiapkan bekal atau merawat yang terluka. Peran utama ibu-ibu adalah membentuk generasi saleh dan shaliha sebagai penerus dakwah. Bapak-bapak juga harus menjadi teladan bagi anak-anak dalam mengorbankan segala demi kepentingan dakwah Islam.
***
Berjuang untuk Islam adalah agenda penting, bukan proyek bisnis dunia. Perkuatlah iman, jauhi penyakit hati seperti kikir, iri, dan sombong yang menolak hidayah. Senantiasa bergembira dalam berdakwah dan taat kepada Allah. Ujian, termasuk pujian, adalah bagian dari perjuangan. Yang terpenting adalah keikhlasan dan mencari rida Allah semata, bukan pujian manusia.
Semoga kita semua diberikan keistiqamahan, kekuatan, dan keteguhan hati di atas agama Allah SWT, hingga akhir hayat kita. Ingatlah janji Allah dalam Surah At-Taubah ayat 111: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka.” Sungguh itu adalah kemenangan yang besar![]
Disarikan dari kajian dengan tema tersebut di NSTV: