
NgajiShubuh.or.id — Terkadang masih banyak anak yang belum menyadari betapa orangtuanya mencintainya. Ungkapan cinta yang diberikan orangtua kepada anak terkadang salah diartikan. Ketika mereka dilarang atau keinginannya tidak dituruti, mereka menganggap orangtuanya tidak mencintainya atau jahat. Fenomena-fenomena seperti ini sering terjadi sehingga cinta yang seharusnya diterima dengan baik menjadi salah arti. Menyikapi hal tersebut yang pertama harus berbenah adalah orangtuanya.
Dalam mengguyur cinta kepada anak, orangtua bisa melakukan rumus yang telah disampaikan Founder Ibu Hebat, Dini Sumaryanti, yakni SKMDH3.
SKMDH3 memiliki kepanjangan sebagai berikut: senyum, katakan cinta, muliakan, doakan, memberi hadiah, dan ucapkan tiga kata ajaib (maaf, tolong, dan terima kasih). Pertama, senyum. Dalam berinteraksi dengan keluarga apalagi anak, senyum dan intonasi yang lembut dapat membawa aura positif terhadap lawan bicara. Sehingga pembicaraan yang terjalin bisa kondusif dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, dalam hadis Nabi saw. disampaikan, senyum adalah ibadah.
Kedua, katakan cinta. Cinta selain diwujudkan dalam perbuatan juga perlu diucapkan. Cinta yang terucap adalah bentuk penegasan dan dapat mensuasanakan keluarga atau anak atau saudara atau sahabat agar merasa dicintai. Sehingga, jika mereka merasa dicintai, anjuran maupun larangan akan sampai dalam bentuk cinta. Ketiga, muliakan. Memuliakan anak adalah bukti cinta, sehingga setiap memberi nasihat tujuannya agar anak menjadi pribadi yang mulia dan dicintai Allah Swt. Memuliakan anak juga dapat dilakukan dengan cara mendengarkan keinginan maupan keluh kesahnya.
Keempat, doakan. Doa adalah senjata bagi kaum Muslim. Ikhtiar belum sempurna jika belum ada doa yang diucapkan. Oleh karena itu, mendoakan keluarga, anak, maupun sahabat adalah hal yang sangat penting sekali dipanjatkan terutama untuk keberhasilan dalam membentuk kepribadian anak. Kelima, memberi hadiah. Hadiah yang diberikan kepada anak sebagai salah satu tanda penghargaan ketika mereka telah mencapai target yang diharapkan. Hadiah pun menjadi bentuk pengakuan orangtua akan prestasi atau kemajuan yang telah dilakukan anak, sehingga hadiah ini makin menguatkan anak untuk berada di jalur kebaikan.
Keenam, tiga kata ajaib. Tiga kata ajaib yang tidak boleh gengsi disampaikan kepada keluarga adalah maaf, tolong, dan terima kasih. Kata maaf jangan gengsi disampaikan jika memang ada perilaku dari orangtua yang salah dan tidak berkenan terhadap anak. Hal ini menunjukkan orangtua bukan sosok yang sempurna, sehingga ketika ada perihal yang keliru, seyogyanya orangtua minta maaf kepada anak. Kata tolong atau meminta bantuan, orangtua bukan manusia super yang bisa melakukan semuanya sendiri, sehingga orangtua jangan berat hati untuk meminta tolong kepada anak agar terjalin kerja sama dan ikatan yang baik antara anak dan orangtua. Kata terima kasih, adalah bentuk penghargaan termurah yang bisa diberikan kepada anak secara cepat dan langsung.
Orangtua tidak boleh lupa untuk menyampaikan terima kasih ketika anak telah melakukan perintah atau mencapai prestasi yang diharapkan. Dari rumus SKMDH3 ini hasilnya akan tercipta anak yang tanggung jawab. Buah dari mengguyur cinta kepada anak adalah anak memiliki pribadi yang bertanggung jawab. Hal ini juga menjadi fondasi penanaman tanggung jawab sejak dini apabila orangtua sudah mulai mendidik anak dengan guyuran cinta. Rumus SKMDH3 selain bisa diterapkan kepada keluarga atau anak juga bisa dijadikan modal berinteraksi dengan teman atau sahabat, sehingga dapat terjalin ukhuah yang kuat sesama Muslim.[] Ika Mawarningtyas