
NgajiShubuh.or.id — Mendengar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan 20 poin rencana perdamaian di Gaza, Palestina, itu aneh. Tentunya ini adalah tipu daya yang dibuat Trump untuk memperdaya kaum Muslim. Bagaimana bisa penjajah yang sangat bengis memberikan perdamaian kepada negara jajahannya. Terlebih AS adalah ibu yang melahirkan entitas Yahudi di Palestina. Dua puluh poin rencana ini diberi nama “Comprehensive Plan to End the Gaza Conflict” atau rencana komprehensif untuk mengakhiri konflik Gaza. Hal ini disampaikan langsung saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington DC, Senin (29/9) lalu.
Mendengar judulnya saja sudah geli, bagaimana dengan isinya? Trump memberi judul dengan istilah “Konflik Gaza”? Padahal yang terjadi di sana bukan konflik, tapi perampasan tanah kaum Muslim, penjajahan, bahkan genosida secara brutal terhadap Muslim Palestina. Dari judulnya saja Trump sedang ingin memanipulasi keadaan, seolah-olah Israel adalah korban. Sedangkan kenyataannya, dialah aktor utama genosida di Gaza. Mari kita kuliti satu per satu 20 poin Trump tersebut.
Pertama, Gaza ditetapkan sebagai zona bebas teror dan dideradikalisasi agar tidak menjadi ancaman bagi negara tetangga. Yang menetapkan Gaza sebagai zona bebas teror siapa? Trump. Padahal dia adalah dalang penjahat genosida di Gaza selama ini. Ucapannya tidak bisa dipercaya, konsisten dengan gencatan senjata saja tidak bisa, bagaimana konsisten dengan istilah “bebas teror”? Tidak mungkin, AS di bawah kepemimpinan siapa pun ingin genosida Muslim dunia. Jika langkahnya di Palestina berhasil dia akan menjajah negeri Muslim yang ada di sekitarnya juga melalui “sel kanker” (baca: entitas Yahudi) yang sudah ditanam di Timur Tengah.
Diksi deradikalisasi, lagi-lagi muncul di poin pertama. Ini adalah diksi yang dia bentuk dan dikampanyekan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka memberikan branding kepada Muslim yang ingin hidup dengan sistem Islam dengan diksi radikal. Deradikalisasi yang disampaikan Trump ini adalah upaya menghalangi kebangkitan kaum Muslim yang berjuang mengembalikan kembali kehidupan Islam di bawah naungan sistem Islam: Khilafah. Trump bisa mati berdiri, jika Khilafah tegak kembali. Jadi, segala bentuk Upaya mengembalikan institusi Khilafah dihalangi dengan berbagai cara dan rupanya.
Kedua, rekonstruksi Gaza difokuskan untuk kepentingan rakyat yang terdampak perang. Ini jelas-jelas penipuan nyata. Ingat Februari (2/2025), Trump merilis masa depan Gaza, dengan menjadikan kawasan pariwisata elit dengan mengunggah video Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) mengenai masa depan Jalur Gaza, Palestina. Video berdurasi 33 detik itu diunggah di akun Instagramnya @realdonaldtrump pada Rabu (26/2) yang menggambarkan mewahnya Gaza kelak jika dibangun oleh AS. Jadi, patut diduga, rekonstruksi yang dilakukan Trump adalah mengubah Gaza menjadi kota liberal sekuler sesuai dengan konsep Barat. Pelancong-pelancong yang datang ke sana untuk mengukuhkan pengubahan kota suci menjadi kota jahiliah dengan rekonstruksi yang direncanakan Trump.
Ketiga, jika Israel dan Hamas menyetujui rencana ini, perang segera dihentikan. Pasukan Israel akan mundur ke garis yang disepakati untuk persiapan pembebasan sandera, sekaligus menghentikan operasi militer hingga penarikan seluruh pasukan. Ini adalah kata-kata berduri, tidak mungkin Yahudi mundur, justru dengan rencana ini AS akan mengacak-acak Gaza dengan militernya sendiri. Mereka adalah sekumpulan iblis berkepala manusia, sehingga apa yang diucapkannya tidak bisa dipegang.
Keempat, Israel wajib mengembalikan seluruh sandera, baik yang hidup maupun meninggal, dalam waktu 72 jam setelah menerima kesepakatan ini. Kelima, setelah pembebasan sandera, Israel akan membebaskan 250 tahanan seumur hidup dan 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak 7 Oktober 2023, termasuk perempuan, anak-anak, serta jenazah warga. Poin keempat dan kelima hanyalah retorika sampah, faktanya yang mereka bunuh jauh lebih besar.
Keenam, anggota Hamas yang bersedia menonaktifkan senjata dan hidup berdampingan akan diberikan amnesti. Bagi yang ingin meninggalkan Gaza, akan diberikan jaminan perjalanan aman ke negara tujuan. Ini adalah melucuti senjata tentara kaum Muslim yang selama ini berjuang melawan penjajahan Israel. Padahal ancaman yang didatangkan musuh Islam bisa datang setiap saat, tapi mereka justru ingin melemahkan Hamas melalui poin ini.
Ketujuh, bantuan internasional akan segera masuk ke Gaza, minimal 600 truk berisi logistik, infrastruktur, peralatan medis, hingga sarana kebersihan sesuai perjanjian pada 19 Januari 2025 lalu. Kedelapan, distribusi bantuan akan dikelola PBB, The Red Crescent (Bulan Sabit Merah), atau lembaga netral lainnya. Hal ini tidak akan dicampur tangan Israel maupun Hamas. Betapa bengisnya Trump, mengizinkan bantuan logistik datang dengan syarat Gaza mau direkonstruksi sesuai keinginan Trump? Sungguh biadab dan tidak berperikemanusiaan. Selama ini Gaza dibuat kelaparan sampai banyak yang mati karena itu. Sekarang mereka menawarkan bantuan logistik dengan konsekuensi Muslim Gaza harus rela kotanya dijadikan kota jahiliah oleh AS.
Kesembilan, Gaza akan dipimpin sementara oleh pemerintahan transisi teknokrat Palestina dengan pengawasan badan internasional baru bernama ‘Board of Peace’, yang dibentuk dan dipimpin Trump bersama sejumlah kepala negara lain. Badan tersebut akan merencanakan pemerintahan Gaza yang modern dalam melayani rakyatnya. Ini adalah pemimpin boneka AS yang akan jadi kacung AS untuk eksistensi Yahudi di Gaza dan genosida Muslim di Gaza.
Kesepuluh, rencana pembangunan ekonomi Gaza akan disusun oleh pakar internasional dalam membangun kota modern. Hal ini juga bertujuan untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, serta membuka peluang bagi warga. Kesebelas, dibentuk zona ekonomi khusus dengan akses perdagangan dan tarif preferensial yang disepakati bersama negara-negara peserta.
Ini adalah akal-akalannya AS untuk menancapkan ekonomi kapitalisme yang bertentangan denga Islam untuk diterapkan di Gaza. Diksi ekonomi modern adalah diksi untuk mengelola ekonomi dengan konsep kapitalisme, yakni kapitalisasi sumber daya alam dan ruang publik; menjadikan riba sebagai tumpuan ekonomi; dan pajak sebagai tulang punggung terselenggaranya negara. Zona ekonomi khusus ini tetap AS yang mengendalikan segalanya, bahkan ia akan mengendalikan Timur Tengah dengan dibentuknya zona ekonomi di Gaza untuk makin menganakemaskan Israel.
Keduabelas, tidak ada paksaan bagi warga Gaza untuk pergi. Namun, warga akan didorong untuk tetap tinggal dan ditawarkan kesempatan membangun masa depan yang lebih baik. Tidak ada masa depan yang lebih baik jika menerapkan sistem di bawah kendali AS. Justru mereka akan membangun kota jahiliah yang tidak sesuai dengan konsep Islam dan menjadikan patung-patung yang dibangun sebagai berhala modern yang dipamerkan era kini.
Ketigabelas, Hamas dan faksi lain tidak akan berperan dalam pemerintahan. Infrastruktur militer, terowongan, dan fasilitas produksi senjata akan dihancurkan serta diawasi pemantau independen. Keempatbelas, mitra regional akan menjamin keamanan agar Gaza tidak kembali menjadi ancaman, dan memastikan Hamas serta faksi lainnya mematuhi kewajibannya. Pengkerdilan Hamas sebagai militer yang konsisten menjaga Gaza. Ke depan, intimidasi, kriminalisasi, dan persekusi akan terus terjadi dengan dalil melindungi warga dari ancaman Hamas. Upaya cipta kondisi agar Muslim menuruti segala bentuk aturan yang dibuat AS melalui pemerintahan bonekanya.
Kelimabelas, dibentuknya Pasukan Stabilisasi Internasional (International Stabilization Force/ISF) oleh Amerika Serikat, Arab dan mitra internasional lainnya. ISF akan melatih serta mendukung polisi Palestina di Gaza sebagai badan keamanan internal jangka panjang. Keenambelas, Israel tidak akan menduduki Gaza. IDF akan menyerahkan wilayah Gaza secara bertahap kepada ISF sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Ini adalah militer pro AS dan Yahudi yang ditancapkan di Gaza untuk menundukkan berbagai ancaman militer yang ingin melindungi Gaza.
Ketujuhbelas, jika Hamas menunda atau menolak rencana ini, segala operasi bantuan akan dilanjutkan ke wilayah bebas teror oleh IDF kepada ISF. Lihatlah ancaman mereka ini. Sudah selayaknya Hamas menolak, karena ini akan menjadikan Gaza menjadi kota jahiliah yang dikendalikan AS.
Kedelapanbelas, proses deradikalisasi akan dilakukan lewat dialog antaragama berbasis nilai toleransi dan hidup damai. Hal ini bertujuan untuk mengubah pola pikir warga Palestina dan Israel. Ini adalah upaya AS untuk sekularisasi dan liberalisasi kaum Muslim yang ada di Gaza. Kaum Muslim dipaksa tunduk pada aturan sekuler dan liberal AS. Mereka mulai menancapkan pemikiran-pemikiran yang jauh dari Islam untuk mencuci otak warga Gaza dari kemurnian akidah Islam.
Kesembilanbelas, setelah rekonstruksi berjalan dan reformasi Otoritas Palestina selesai, akan dibuka peluang menuju penentuan nasib sendiri serta kemungkinan kenegaraan Palestina. AS ingin mewujudkan tatanan Muslim yang baru dengan direkonstruksi Gaza menjadi kota jahiliah. Ke depan tidak hanya Gaza, tapi seluruh negeri-negeri Muslim akan disatukan dalam kepemimpinan jahiliah ala Trump dengan ideologi kapitalisme sekulernya.
Keduapuluh, Amerika Serikat akan memfasilitasi dialog politik Israel-Palestina untuk merumuskan jalan perdamaian jangka panjang. Tidak jalan perdamaian dalam bingkai AS, mereka terus melakukan intimidasi dan penjajahan dengan segala bentuknya, sehingga Muslim akan keluar dari Islam secara perlahan-lahan. Inilah nilai-nilai yang dibawa AS, nilai penjajahan terhadap fitrah manusia. Manusia yang diciptakan untuk menjalankan ketaatan kepada akidah Islam, justru mereka ingin manusia hidup bebas melawan syariat. Hal ini yang akan menyebabkan manusia menciptakan peradaban rendah, jahiliah, dan seperti binatang. Hawa nafsu yang memimpin dengan melakukan pengingkaran terhadap akidahnya.
Umat Islam di Gaza akan dibiarkan hidup jika mereka mau diatur dengan aturan kufur jahiliah yang jauh dari Islam. Apabila mereka menolak, mereka akan menghadapi tangan besi boneka AS yang sudah ditancapkan di sana. Inilah mengapa 20 poin ini adalah cara untuk menjaga eksistensi Yahudi di Gaza dan menghapus Palestina selamanya di muka bumi dengan merekonstruksi ulang menjadi kota jahiliah yang akan dibangun patung Trump di pusat kota sebagai berhala masa depan. Dengan adanya rekonstruksi Gaza di bawah kendali AS, menjadi lonceng kebangkitan tatanan baru AS yang akan menghapus Islam di muka bumi yang dimulai dari Gaza dan akan berlanjut di negeri-negeri Muslim sekitarnya.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain kecuali umat Islam bersatu membangun negaranya sendiri dengan sistem Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah. Umat Islam harus menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung kepada penjajah. Umat Islam memiliki Allah Swt. Sang Penguasa langit dan bumi yang memiliki tentara tak terhingga, maka tidak sepatutnya umat Islam diam saja. Umat Islam harus menolak 20 poin ini dan mengupayakan berdirinya Khilafah Islamiah agar umat Islam memiliki kemandirian untuk menentukan nasibnya tanpa bayang-bayang penjajah Zionis. Sudah saatnya umat bersatu di bawah institusi Khilafah.[] Ika Mawarningtyas