
NgajiShubuh.or.id — Dua tahun lalu, 7 Oktober 2023, entitas Yahudi dipecundangi oleh umat Islam. Taufan Al-Aqsa 2023, serangan Hamas ke Israel telah menampar kesombongan Yahudi, sekaligus menjadi bukti umat Islam sangatlah kuat karena keteguhan akidahnya. Meruntuhkan bangunan kesombongan Yahudi amat mudah bagi umat Islam. Hanya saja umat hari ini tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua. Umat Islam tidak bersatu di bawah bangunan kokoh institusi negara Islam (Khilafah), sehingga Israel bertindak semaunya dan didukung Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Taufan Al-Aqsa menjadi promotor kesadaran dunia tentang penjajahan di Palestina oleh entitas Yahudi. Mereka belum berhenti melakukan genosida dan serangan brutal tidak hanya kepada Muslim Palestina tetapi juga kaum Muslim lain yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan kepada Muslim Palestina. Sebagaimana yang mereka lakukan terhadap armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan tidak sepi dari serangan dari Israel. Mereka melakukan genosida secara bengis, yakni menyerang dengan kelengkapan militer Yahudi dan senjatanya; menciptakan pelaparan di Palestina; dan menghalangi segala bentuk bantuan kaum Muslim terhadap Gaza.
Tidak sampai di situ, AS dan Prancis sebagai sekutu Yahudi tidak berhenti mencari dukungan dan mengamankan kepentingan Israel dengan terus menerus menyampaikan Solusi Dua Negara. Padahal Solusi Dua Negara adalah legitimasi Yahudi untuk mencaplok wilayah Palestina. Mereka meminta dukungan penguasa negeri-negeri Muslim untuk mendukung solusi tersebut. Parahnya, penguasa-penguasa negeri Muslim justru memilih menuruti kemauan Yahudi daripada mewujudkan janji Allah Swt. dengan menegakkan Khilafah.
Inilah yang menjadi PR bersama kaum Muslim. Muslim di Palestina tidak hanya butuh bantuan makanan dan obat-obatan, tapi juga bantuan militer untuk melindungi kehidupan mereka. Militer ini harus diupayakan secara struktural dan sistematis dalam komando jihad yang dipimpin Daulah Khilafah Islamiah. Khilafah bukan gagasan radikal yang selama ini dipromosikan Barat. Khilafah adalah satu-satunya cara untuk menyatukan umat Islam dalam satu aturan, satu tujuan, dan satu umat, yaitu Islam. Tidak ada sistem yang bisa menerapkan sistem Islam secara kaffah kecuali dengan sistem khilafah.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. (HR. Ahmad dan Al-Bazar)
Perwujudan hadits tentang kembalinya Khilafah tidak bisa hanya ditunggu saja. Namun, kaum Muslim harus mengupayakannya dengan dakwah menyadarkan tentang kebutuhan dan kepentingan akan tegaknya Daulah Khilafah Islamiah. Hanya dengan Khilafah, kemuliaan Islam bisa dijaga dan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dapat diwujudkan. Tidak hanya Muslim saja yang mendapatkan kebaikan tapi seluruh umat manusia mendapatkan kebaikan dari penerapan hukum Islam.[] Ika Mawarningtyas